Jejak-Jejak Bisu


By: Syarifah Juliyanti Alattas


     Aku ingin melampaui jejak- jejak bisu, mungkin untuk beberapa kilometer. Berjalan meniti dan mendaki, mencari ujung langkah kaki.

    Tatapan langit begitu tajam seolah ingin turunkan hujan, agar menghapus jejak-jejak bisu yang ingin kulampaui, perlahan menggerus bentuk yang bahkan tidak berwujud.

     Kulihat semaianku kemarin, dia tak tumbuh hingga tak dapatku petik. Langit menangis untukku, ia melarangku untuk melampaui jejak-jejak bisu itu, katanya "kau akan tergopoh jika kau tidak berhenti".

    Aku bukan tidak ingin mendengarkan langit, sayang ia terlalu mendung untuk di percayai, bahkan dia tidak bisa menahan bulir di kantongnya, membiarkannya jatuh dan merobeknya.

    Jejak bisu itu semakin membatu, menjadi sakti bisu keinginanku. Tiada cara untuk menghempas logika, mengubur angan dalam-dalam, melecuti batin agar berhenti bertahan, "Kau akan tergopoh".

    Lagi-lagi langit mengingatkanku, aku masih saja belagu. Ups ... bukan belagu lebih tepatnya "tidak mau dianggap dungu". Dan akhirnya jejak bisupun semakin kelabu.

Komentar